Kamis, 11 Oktober 2012

senyawa alkaloid-kafein

 Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan (tachycardia).
Dari beberapa literatur, diketahui bahwa kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh dengan sangat cepat, sementara penghancurannya sangat lambat.Menurut Jurnal American Chemical Society, kebanyakan kopi yang dibuat dengan kadar kafein rendah dibuat dengan larutan kimia yang dapat menyerap kafein dari biji kimia. Atau dapat pula menggunakan tehnik “Swiss Water Process” yaitu menggunakan air panas dan uap untuk memisahkan kafein dari biji kopi. Selain itu saat ini sedang diteliti pemanfaatan bioteknologi untuk penghancuran kafein dalam tanaman kopi, salah satunya adalah penggunaan bakteri yang dipasangkan dengan theophylline, yaitu senyawa yang dihasilkan untuk merusak kafein pada tanaman kopi dan teh. Diharapkan bakteri ini dapat menghancurkan kafein secara cepat, tetapi tetap mempertahankan rasa alami kopi yang nikmat.

5 komentar:

Unknown mengatakan...

selama ini kita hanya mengetahui kafein banyak terdapat pada kopi,ternyata kefein juga berada di dalam teh.
bagaimana cara mengekstrak kafein yang terdapat didalam teh?

Unknown mengatakan...

Ekstraksi adalah metode pemisahan senyawa yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain, serta didasarkan kepada prinsip kelarutan.

Ekstraksi Daun Teh

Timbang dahulu daun teh. Tempatkan 25,1677 gr daun teh dan 20,2741 gr natrium karbonat di dalam suatu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan ke dalamnya sejumlah 225 mL air mendidih. Biarkan campuran selama 7 menit, kemudian dekantasi pada labu Erlenmeyer lain. Pada daun teh panas yang tersisa tambahkan 50 mL air mendidih, lalu segera dekantasi dan campurkan dengan ekstrak yang pertama. Dinginkan seluruh ekstrak sampai suhu kamar. Lakukan proses ekstraksi cair-cair dengan cara menempatkan ekstrak teh yang sudah dingin dalam sebuah corong pisah dan menambahkan diklorometan sebanyak 30 mL. Kocok secara perlahan selama 5 menit, sambil sesekali membuka keran corong pisah ( jangan mengocok corong terlalu kuat untuk mencegah pembentukan emulsi ). Pisahkan fraksi diklorometan. Ulangi lagi proses ekstraksi dengan menggunakan 30 mL diklorometan. Gabungkan ekstrak diklorometan yang diperoleh dalam Erlenmeyer, lalu tambahkan kalsium klorida / magnesium sulfat anhidrat sambil diaduk dan digoyang selama 10 menit. Dekantasi ekstrak dari kalsium klorida dengan hati-hati. Untuk meguapkan diklorometan destilasi ekstrak dalam penangas air. Residu akan berupa Kristal putih kehijau-hijauan.

Rekristalisasi Kafein

Untuk rekristalisasi kafein, larutkan kristal yang diperoleh dalam labu destilasi dengan 5 mL aseton panas, lalu pindahkan larutan dari dalam labu destilasi ke dalam labu Erlenmeyer 50 mL dengan cara memipetnya atau menuangkannya. Dalam keadaan panas tambahkan n-heksan sedikit demi sedikit sampai terbentuk kekeruhan, dinginkan perlahan pada suhu kamar. Kristal yang diperoleh disaring dengan corong Buchner dan cuci Kristal dengan beberapa tetes n-heksan.

Unknown mengatakan...

Dengan ,melakukan Uji Alkaloid
Pada percobaan ini menggunakan pereaksi Mayer dan pereaksiDragendorff sebagai pengidentifikasi terdapatnya alkaloid pada Kristalkafein yang dilarutkan air. Berdasarkan percobaan, dihasilkan positif untuk pereaksi Mayer dan Dragendorff. Pereaksi Mayer mengandunglogam Hg dan KI yang akan membentuk senyawa kompleks endapankuning dengan alkaloid. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuthdan KI yang menghasilkan senyawa kompleks endapan jingga. Namunterdapat kekurangan pada hasil positif untuk penggunaan keduaperaksi ini dalam percobaan yang kami lakukan, yakni untuk pereaksiMayer warna kuning yang dihasilkan sedikit sekali dan pada pereaksiDragendorff warna jingga agak kecoklatan bukan jingga muda.Menurut kami, hal ini terjadi karena pada proses ekstraksi terdapatemulsi pada corong pisah sehingga kemungkinan besar banyak kafeinyang masih tertinggal dan tidak terlarut di diklorometana.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Kafein merupakan zat stimulan ringan yang dapat menyebabkan jantung jadi berdebar dan menghilangkan rasa kantuk, banyak orang yang telah mengkonsumsi kafein menjadi lebih enerjik dan bersemangat. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein menyebabkan gelisah, sensitif, insomnia, dan tremor. Kafein dapat bersifat racun. Kafein didapatkan dari isolasi daun teh. Dalam daun teh tidak hanya mengandung kafein tapi juga substansi lain seperti celulose. Warna coklat dari larutan coklat berasal dari pigmen flavonoid dan klorofil. Walaupun klorofil larut dalam metilen clorida, tetapi kebanyakan substansi lain dalam teh (Anonym3, 2006). Partisi zat-zat terlarut antara 2 cairan yang tidak campur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis tapi preparatif, eksrtraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murni itu dalam laboratorium organik, anorganik, atau biokimia. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit (Day dan Underwood, 1986 : 468). Proses ekstraksi pelarut berlangsung dalam 3 tahap, yaitu : 1. Pembentukkan kompleks yidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi. 2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi 3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.(Khopkar, 2003 : 79). Tiga metode dasar dalam ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch) ekstraksi kontinyu dan conter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan di ekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai, lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit (Khopkar, 2003 : 75).

Posting Komentar